Rabu, 22 Juni 2016

TAUHID


TAUHID

BAB I
Ilmu tauhid adalah ilmu yang meneliti hal-hal yang menetapkan kaidah agama dengan dalil-dalil yang nyata, buahnya adalah mengetahui siat-sifat Allah dan rasulnya dengan bukti yang abadi. Ilmu tauhid adalah pokok dari semua ilmu agama yang paling utama. Sebab bertalian erat dengan zat Allah serta zat rasul-rasul Allah alali salam.

Ilmu tauhid dibawa oleh rasul-rasul Allah sejak zaman adam a.s hingga sayyiduna muhammad sekalipun hanya dapat menggunakan dalil secara ijmali (umum). Ilmu tauhid wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap mukallaf lelaki atau perempuan sekalipun hanya dapat menggunakan dalil-dalil secara ijmali (pokok-pokoknya saja). Adapun untuk mengetahui dalil dalil secara tafsili maka hukumnya adalah fardu kifayah.

Objek pembahasan ilmu tauhid
Pada garis besarnya Objek pembahasan ilmu tauhid dibagi menjadi tiga :
Tauhid ilahiyah (ketuhanan)
Tauhid nubuwwah (kenabian)
Tauhid Sam’iyyat yaitu sesuatu yang hanya diketahui lewat pendengaran saja yaitu dari sumber-sumber yang meyakinkan seperti Alquran dan sunnah, misal azab kubur, surga neraka, Dll.
Penjelasannya sebagai berikut :               
Tauhid ilahiyah (ketuhanan)
Yaitu bagian ilmu tauhid yang membahas masalah ketuhanan. Hal ini terdiri dari :
Tauhid Uluhiyah yaitu membahas bahwa Allah itu esa, Allah itu satu bukan dua apalagi tiga. Allah adalah Tuhan yang wajib disembah sebagaimana firman Allah :
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4
(1)Katakan bahwa Allah itu sa
tu (2)Allah adalah tempat bergantung segala sesuatu (3)Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan (4)Tidak ada yang sebanding dengan Nya (Al Ihlas:1-4)

Tauhid Rububiyyah yaitu membahas bahwa Allah sebagai Ar-Rabbu yaitu Allah adalah Tuhan yang esa (tunggal) dalam menciptakan, dalam memelihara alam semesta, dan dalam mengatur seluruh mahluknya. Sebagaimana firman Allah dalam surat yunus ayat 31 :
“Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (Yunus:31)

Tauhid dzat, sifat, dan asma (nama-nama baik Allah) yaitu membahas mengenai nama-nama dan sifat-sifat yang disebut sendiri oleh Allah dalam Alquran. Ada 20 sifat-sifat Allah yang wajib kita yakini dan ada 99 asmaul husna (nama-nama Allah) yang wajib kita imani. Kita tidak boleh menyebut Allah dengan nama-nama yang buruk. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-a’raf ayat 180 :
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (Al A’raf:180)

Tauhid Nubuwwah yaitu bahwa kita harus mengimani nabi sebagai utusan yang membawa risalah Allah, sekaligus mengimani tugas, peran, sifat-sfat dan keistimewaan seorang nabi. Sebagaimana firma Allah dalam suratan nah ayat 43 :
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (An nahl:43)
Tauhid samiyyat yaitu mengimani hal-hal yang hanya bisa didengar oleh telinga dari sumber terpercaya Al Quran dan Hadis, contoh surga dan neraka, azab kubur, Dll.
Di sebutkan dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 60 :
Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? (Az Zumar : 60)

Dasar-dasar ilmu tauhid
Dasar ilmu tauhid adalah dalil aqli (akal sehat) dan dalil naqli  (Al Quran dan Sunnah)

Martabat keimanan
Menurut Al Ghazali ilmu tauhid dapat mengantarkan manusia pada martabat (tingkatan) keimanan sebagai berikut:
Martabat tauhid fil qashri
Keimanan seseorang terhadap Allah dengan pengakuan dua kalimat syahadat. Dalam keimanan ini seseorang meyakini bahwa Allah Tuhannya dan rasul Muhammad adalah nabinya, namun iman seseorang tersebut belumlah terlalu kuat serta masih labil, sehingga perbuatan baik dan perbuatan burukpun juga dilakukan
Martabat tauhid fil qashri al qashri



Keimanan seseorang terhadap Allah yang telah mencapai lisan dan hatinya, sehingga seorang tersebut benar-benar beriman kepada Allah, melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Martabat tauhid fil lub
Ini adalah level iman tertinggi, yaitu keimanan seseorang yang sudah menyentuh hati nuraninya (ainul bashirah) dalam hal ini ada dua tingkatan:
Martabat tauhid fil lub
Yaitu mengimani bahwa kenyataan alam semesta yang terdiri dari beragam mahluk pada hakekatnya adalah berasal dari Allah
Martabat tauhid fil lub bil lub
Yaitu mengimani bahwa kenyataan alam semesta yang terdiri dari beragam mahluk pada hakekatnya adalah berasal dari Allah. Karena segala sesuatu berasal dari Allah maka ia tidak melihat sesuatu kecuali Allah, ia tenggelam dan hilang dalam nur ilahi (keagungan Allah) sehingga yang ada hanyalah Allah (nur ilahi)

Fungsi ilmu tauhid
Fungsi ilmu tauhid ada dua yaitu :
Memberikan landasan mental yang kuat bagi keimanan seorang muslim terhadap keesaan Allah, bahwa Allah satu-satunya Tuhan yang harus disembah (Tauhid Uluhiyah) dan Allah adalah adalah satu-satunya pencipta alam skaligus pemelihara alam dan (Tauhid Rububiyah)
Sebagai dakwah kepada non muslim agar beriman kepada Allah dan tidak berbuat syirik kepadaNya

BAB II
Iman adalah meyakini dengan seteguh-teguhnya serta tunduk dan patuh kepada Allah yang diresapkan didalam hati, mengamalkan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Iman yang dimaksud adalah :
Iman kepada Allah,
Iman kepada malaikat
Iman kepada kitab-kitab Allah
Iman kepada rasul-rasul
Iman kepada hari penghabisan
Iman kepada qoda’ dan qadar

Islam berarti mengetahui serta mempercayai secara yakin dan tunduk mengikuti secara lahir dan batin pada apa saja yang dibawa oleh rasul. Orang mukmin haruslah muslim dan orang muslim haruslah mukmin. Orang yang beriman dengan keyakinan yang teguh maka ia akan tunduk dan mengikuti apa yang dibawa oleh rasul.

Keimanan dimulai dengan syahadatain :
Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa muhammad adalah utusan Allah.

Apabila seseorang yang tidak dapat mengatakan syahadat karena beberapa hal seperti sakit atau tidak dapat berbicara, namun mengimani sacara hati maka ia dikategorikan telah beriman dan akan selamat di akherat. Namun barang siapa yang enggan dan mengingkari untuk mengucapkan syahadat tanpa ada udzur maka orang yang demikian dikatakan kafir.

Hal-hal yang dapat menghilangkan iman
Perbuatan yang menghilangkan iman diantaranya bersujud kepada berhala atau patung, mencaci-maki dan mencemooh salah satu dari 6 prinsip iman (Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, qada dan qadar) maka orang seperti ini harus bertaubat dan memperbaharui keimanannya.

Tiga hukum dalam beriman
Beriman adalah mengetahui apa-apa yang wajib, yang jaiz, dan mustahil bagi Allah, juga mengimani hal-hal yang wajib dipercayai seperti kepada rasul-rasul, malaikat dll. adapapun pembagian hukumnya sebagai berikut:
Wajib, ialah sesuatu yang harus atau pasti ada, atau sesuatu yang tidak mungkin kalau tidak ada, contoh : satu adalah gabungan dari setengah, adanya alam ini tentu mengharuskan ada yang menciptakannya
Hukumnya Jaiz, ialah sesuatu yang boleh ada juga boleh tidak, contoh berubahnya bebatuan menjadi emas, berubahnya tongkat nabi musa menjadi ular, terbelahnya laut merah saat nabi musa hendak menyebranginya
Hukumnya mustahil, ialah sesuatu yang tidak patut kalau sesuatu itu terjadi, contoh tiga adalah separuh dari sepuluh maka itu adalah mustahil, Allah mempunyai sekutu dalam menciptakan alam semesta ini maka itu adalah mustahil


I. IMAN KEPADA ALLAH
Arti iman kepada Allah yaitu hendaknya seorang hamba meyakini dengan teguh akan sifat-sifat Allah, baik yang wajib, jaiz, atau mustahil. Secara keseluruhan ia harus yakin dengan sepenuh hati, bahwa Allah wajib mempunyai sifat kesempurnaan yang sesuai dengan keadaan ketuhanan-Nya, dan mustahil bersifat dengan segala macam sifat kekurangnan, serta jaiz bagi Allah untuk melakukan setiap hal yang mungkin atau meninggalkannya. Seorang hamba itu wajib meyakini secara terperinci sifat-sifat wajib bagi Allah yang menunjukkan kesempurnaannya, dan mengimani sifat-sifat yang mustahil bagi Allah, yaitu sifat-sifat yang tidak mungkin melekat pada Allah yang berlawanan dengan sifat wajib yang 20

Sifat wajib dan sifat mustahi bagi Allah yang berjumlah 20 yaitu :
Wujud (ada) mustahil bersifat adam (tiada)
Qidam (dahulu) mustahil bersifat hudust (baru)
Baqa (kekal)’ mustahil bersifat fana (akan binasa)
Mukhalafatuhu lilhawadist mustahil bersifat mumatsilatu lilhawaditsi (sama dengan mahluknya)
Qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan dzat-Nya sendiri) mustahil bersifat qiyamuhu bighairihi (bersandar pada orang lain)
Wahdaniyah (esa) mustahil bersifat ta’addud (banyak)
Qudrat (kuasa) mustahil bersifat ‘Ajzun (lemah)
Iradat (berkehendak) mustahil bersifat karahah (terpaksa)
Ilmu (mengetahui) mustahil bersifat jahlun (bodoh)
Sama’ (mendengar) mustahil bersifat summun (tuli)
Bashar (melihat) mustahil bersifat umyun (buta)
Kalam (berfirman) mustahil bersifat bukmun (bisu)
Hayya’ (hidup) mustahil bersifat maut (mati)
Qadiran (dalam keadaan berkuasa) mustahil bersifat aajizan (yang lemah)
Muridan (dalam keadaan berkehendak) mustahil bersifat
mukhrahan (yang dipaksa)
.Aliman (dalam keadaan mengetahui) mustahil bersifat jahilan (yang bodoh)
Hayyan (dalam keadaan hidup) mustahil bersifat mayyitan (yang mati)
Samian (dalam keadaan mendengar) mustahil bersifat ashomma (yang tuli)
Basiran  (dalam keadaan melihat) mustahil bersifat a’maa’ (yang buta)
Mutakalliman (dalam keadaan berfirman) mustahil bersifat abkam (yang bisu)

Sifat-sifat wajib bagi Allah
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang pasti melekat kepada Allah yang wajib di imani. Kesemuanya ada 20 sifat sebagaimana yang tertulis di atas.

Semua benda yang ada di alam semesta ini adalah benda baru, mengapa disebut benda baru? Karena benda-benda tersebut berawal dan berakhir, karena benda tersebut berawal dan berakhir maka benda tersebut dinamakan benda baru (benda yang tercipta), seluruh benda baru tentu bermula karena ada yang memulainya, mustahil benda tersebut bermula tanpa ada zat yang memulainya, mustahil sebuah benda itu ada tanpa ada yang mengadakannya

Semua benda yang berawal tentu ada yang mendahuluinya, mustahil suatu benda itu ada dengan tiba-tiba tanpa ada yang mendahuluinya, seperti contoh tumbuhan muncul dari tumbuhan sebelumnya, tumbuhan sebelumnya muncul dari tumbuhan sebelumnya, begitu seterusnya, kalau demikian seterusnya maka itu tidak mungkin, tentu ada awal mula dari segala sesuatu yang tidak didahului oleh sesuatu yang lain, dan zat tersebut pastilah zat yang abadi karena maha awal dan tidak didahului oleh sesuatu yang lain, zat tersebut pastilah satu karena muara dari segala sesuatu pastilah satu. Zat tersebut pastilah sangat berkuasa karena segala sesuatu bermula dan tercipta darinya. Karena zat tersebut adalah awal dari segala sesuatu maka zat tersebut pastilah zat yang berbeda dengan zat tercipta dari Nya

Bahwa segala benda di dunia berawal dari zat yang maha awal. Dan zat yang maha awal tersebut tidak diawali oleh zat yang lain, karena zat tersebut tidak diawali oleh zat yang lain maka zat tersebut pastilah kekal abadi. Itulah zat Tuhan yang tidak didahului oleh segala sesuatu, zat yang maha awal, , kekal, dan  abadi

Tidak ada sesuatupun yang mendahului zat tersebut, karena zat tersebut kekal, yang segala sesuatunya berasal dari zat tersebut, awal dari segala yang awal, yang abadi, yang berkuasa mutlak, dan maha mutlak.

Bila kita lihat, bahwa seluruh alam semesta ini adalah barang baru. Semua benda yang ada di Alam ini dan yang terkandung di dalamnya adalah sesuatu yang baru, artinya sesuatu yang baru itu pastilah bermula atau mempunyai awal, sesuatu yang berawal tentu ada yang mengawalinya, dan sesuatu yang mengawali sesuatu tentu ada yang mengawalinya, dan sesuatu yang mengawali sesuatu tentu ada yang mengawalinya, demikian terus hingga mengharuskan ada suatu awal yang abadi, yaitu suatu awal yang tidak didahului awal yang lain, dan itu adalah zat Tuhan yang maha awal dan tidak didahului oleh sesuatu, zat yang maha awal yang kekal abadi

Sebagaimana yang tersebut diatas bahwa Tuhan adalah awal dari segala sesuatu didunia ini, atau segala sesuatu didunia ini berawal dari Tuhan, dan tidak ada sesuatu yang lebih awal dari Tuhan, maka karena tidak ada sesuatu yang lebih awal dari Tuhan maka zat Tuhan adalah tidak berawal, tidak bermula atau maha kekal

Karena Allah tidak bermula (maha awal) yaitu segala sesuatu berawal dari Allah maka tentulah Allah maha mutlak, maha sempurna. Tuhan yang menciptakan segala sesuatu, yang segala sesuatu tercipta darinya. Dialah Tuhan yang maha melihat, maha mendengar, maha hidup dan segala sesuatu bergantung kepadaNya. Dia adalah Tuhan yang kepadanya segala sesuatu bergantung, dan segala sesuatu membutuhukannya. Dialah Tuhan yang maha Awal

Wujud
Allah ada karena Allah adalah awal dari segala sesuatu yang ada. segala sesuatu yang ada berasal dari Allah, dan Allah ada bukan dari ketiadaan tetapi Allah ada karena Allah sudah ada. karena Allah ada tanpa keberawalan maka ada-nya  Allah tidak berawal. Karena segala sesuatu yang ada berawal dari Allah maka tentu Allah itu  ada (Wujud),

Karena Allah adalah maha awal, dan segala sesuatu yang ada itu berawal dari Allah maka segala sesuatu yang ada itu adalah ciptaan Allah

Wujud berarti ada,  mustahil sebaliknya yakni adam  yaitu tidak ada. Bukti bahwa Allah itu ada adalah dengan adanya alam semesta ini, Mustahil alam ini ada dengan sendirinya. Keberadaan alam semesta yang begitu agung, luas,  dan besar ini pastilah ada yang menciptakan, Dan yang menciptakan pastilah maha agung dan maha besar.
Qidam
Karena Allah adalah awal dari segala sesuatu, tidak ada yang lebih dahulu dari Allah, artinya bahwa Allah itu Maha Awal atau Maha Dahulu (Qidam)
Baqo’
Karena Allah adalah awal dari segala yang awal, atau tidak ada sesuatu yang lebih awal dari Allah, dengan demikian Allah tidak mempunyai awal, karena Allah tidak mempunyai awal, maka itu berati Allah itu maha kekal (Baqa’)
wahdaniyah
Karena Allah adalah awal dari segala yang awal, atau tidak ada sesuatu yang lebih awal dari Allah. Allah adalah satu-satunya zat yang darinya segala sesuatu tercipta atau berawal. Jelasnya segala sesuatu di alam semesta ini berasal dari satu zat yaitu Allah maka Allah itu pastilah satu (wahdaniyah)
Qiyamuhu binafsihi
karena segala sesuatu berawal dari Allah, Allah adalah awal dari segala sesuatu, dan Allah tidak membutuhkan segala sesuatu bahkan sebaliknya segala sesuatu berawal, bergantung, dan membutuhkan Allah, sehingga tentulah Allah berdiri dengan dzatnya sendiri (qiyamuhu binafsihi)
khalmuafatuhu lilhawadisi
karena Allah adalah awal dari segala sesuatu, dan segala sesuatu adalah ciptaan Allah maka tentulah Dzat Allah berbeda dengan zat yang diciptakannya (mukhalafatuhu lilhawadisi), tidak mungkin Dzat yang menciptakan sama dengan Dzat yang diciptakan, itulah makna (mukhalafatuhu lilhawadisi)
Qudrat
karena segala sesuatu berawal dari Allah, Allah adalah awal dari segala sesuatu, dan Allah tidak membutuhkan segala sesuatu bahkan sebaliknya segala sesuatu berawal, bergantung, dan membutuhkan Allah, sehingga tentulah Allah maha kuasa (qudrat)
Hayyah
Karena Allah adalah awal dari segala sesuatu yang hidup, dan segala sesuatu yang hidup bergantung dan membutuhkan Allah maka Allah itu maha hidup (hayyah)
Iradah
Karena Allah maha pencipta, yang menciptakan segala sesuatu maka tentulah Allah maha berkehendak (iradah)
Ilmu
Karena Allah adalah Yang menciptakan segala sesuatu, dan segala sesuatu yang diciptakan dalam dalam perlindungan Allah serta dalam rahman dan rahim (kasih sayang) Allah Swt, tentulah Allah maha mengetahui (Ilmu‘)
Sama’
Karena Allah maha mengetahui segala yang ciptaanNya, dan mengetahui keingiinan dari yang diciptakanNya maka tentu Allah maha mendengar keinginan dari yang di ciptakanya, maka Allah tentu bersifa (sama’)
Bashar
Karena Allah yang menciptakan segala sesuatu, dan Allah maha mengetahui ciptaanya, maka tentulah maha melihat ciptaannya, inilah yang disebut bashar (Allah maha melihat)
kalam
Karena Allah maha sempurna, maha pencipta, yang menciptakan langit dan bumi dan sekaligus memeliharanya maka tentu Allah juga maha berfirman (kalam)

Sifat jaiz bagi Allah
Sifat jaiz bagi Allah , Jaiz artinya boleh, yaitu sifat yang boleh bagi Allah, artinya boleh ada boleh tidak ada. Contoh sifat Jaiz bagi Allah yaitu Allah boleh menciptakan juga boleh meniadakan. Allah boleh menciptakan mukjizat bagi rasulnya juga boleh menciptakan mukjizat bagi rasulnya. Contoh yang lain adalah Allah boleh memberikan ujian kepada hamba-hambanya juga Allah boleh untuk tidak memberikan ujian kepada hamba-hambanya

Sifat-sifat Allah yang berhubungan dengan benda dan yang tidak berhubungan dengan benda

Sifat-sifat Allah yang tidak berhubungan dengan benda adalah Wujud, qidam, baqa’, mukhalafatuhu lil hawadisi, qiyamuhu bi nafsihi, wahdaiyah, dan hayyah. Artinya sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat yang berkaitan dengan zat Allah sendiri.

Adapun sifat-sifat Allah yang berhubungan dengan benda-benda adalah iradah, qudrah, sama, bashar, kalam, dan ilmu.

Qudrah dan Iradah. Qudrah adalah kuasa Allah, sedangkan iradah adalah kehendak Allah. Qudrah dan Iradah itu berhubungan dengan hal-hal yang jaiz (yang boleh dilakukan juga bleh tidak dilakukan). berkaitan dengan sifat qudrah, bahwa Allah mempunyai kuasa atas segala sesuatu dimuka bumi ini. Tidak ada satupun mahluk, baik syaitan, jin, atau malaikat yang mampu menandingi kuasa Allah. Berkaitan dengan sifat iradah bahwa segala sesuatu terjadi di dunia adalah atas izin dan kehendak (iradah) Allah.

Sama’ dan bashar. Sama’ adalah mendengar, dan bashar adalah melihat. Artinya bahwa Allah maha mendengar dan maha melihat setiap segala sesuatu tanpa ada yang menghalangi. Penglihatan Allah tidak sama dengan penglihatan manusia, penglihatan Allah tidak terhalang oleh dinding atau apapun yang menghalangi. Pendengaran Allah tidaklah seperti pendengaran manusia, yang terbatas oleh jarak. Allah bisa mendengar segala sesuatu yang tidak bisa didengar oleh mahluknya, Allah mendengar dan melihat tidak menggunakan alat berupa telinga dan mata, Allah maha suci dari segala penyerupaan seperti manusia. Hal ini karena Allah mempunyai sifat mukhalafatuhu lilhawadisi yaitu zat Allah berbeda dengan zat mahluknya.

Ilmun dan kalam. Ilmun artinya Allah maha mengetahui. Kalam artinya Allah berfirman. Ilmu (pengetahuan) Allah tidak seperti pengetahuan manusia yang didahului oleh ketidaktahuan. Allah maha mengetahui sejak zaman azali (zaman yang tidak bermula). Allah mengetahui yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi tanpa didahului oleh ketidaktahuan.sedangkan mengenai kalam (firman) Allah, bahwa Allah berfirman tidak menggunakan suara atau huruf. Maha suci Alah dari segala penyeruaan seperti manusia dan segala mahluknya.


Mengenal Nama-Nama Allah
pentingnya mengenal nama-nama Allah
Allah mempunyai perumpamaan yang paling tinggi, maka barang siapa yang mengenal sifat-sifat Tuhan-nya dan nama-nama-Nya indah maka wawasan pengetahuannya tentang Allah akan semakin luas. Tindak-tanduknya akan semakin terkendali, dan selaras dengan nama-nama Allah yang yang baik.

al quran mengingatkan kepada kaum muslimin untuk tidak menyebut kepada Allah nama-nama yang tidak layak bagi-Nya. Allah berfirman :
Hanya milik Allah-lah asmaul husna. Maka bermohonlah kepadanya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang ilhad terhadp nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan. (Al-A’raf : 180)

kita mengenal asmaul husna dan sifat-sifat Allah dari keterangan yang telah diberikan oleh Allah melalui firmannya, Allah mengenalkan diri-Nya dan sifat-sifat-Nya kepada kita maka hendaknya kita tidak melebihi batas-batas yang diberikan-Nya itu dan mengagungkan-Nya dengan menyebut nama-namanya.

Mensucikan Allah dari penyerupaan dengan mahluk
Sifat-sifat Allah tidaklah sama dengan sifat-sifat manusia, ilmu Allah tidaklah sama dengan ilmu manusia. ilmu manusia didahului oleh ketidaktahuan, artinya manusia mengetahui setelah ia tidak mengetahui. Sedangkan ilmu Allah tidak didahului oleh ketidaktahuan, artinya Allah telah mengetahui segala sesuatu tanpa didahului oleh ketidaktahuan.  kebijaksanaan Allah tidaklah sama dengan kebijaksanaan manusia, kasih-sayang Allah tidak-lah sama dengan kasih sayang manusia. Perbedaan tersebut terdapat pada seluruh sifat-sifat Allah, karena Allah adalah maha sempurna dengan segala sifat-sifat-Nya. Allah berfirman :
Tidak ada seorang-pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang maha mendengar lagi maha melihat (As- Syura :11)

Beriman dengan nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan keterangan yang terdapat dalam al-Quran dan sunnah
Allah mengenalkan diri-Nya kepada kita bahwa Dia mempunyai nama-nama yang indah (asmaul-husna) dan sifat-sifat kesempurnaan yang tinggi (kamalul ulya). Maka tidak layak bagi kita untuk menyebut Allah dengan nama-nama yang tidak layak bagi-Nya
Allah mempunyai Asmaul husna, 99 nama-nama yang indah, maka menghafal dan menjaganya adalah bagian dari kebaikan yang akan menghantar masuk surga. Allah berfirman :
Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna (al-a’raf :180)

Adapun 99 asmaul husna diantaranya adalah sebagai berikut : al wahid (yang esa), al-ahad (yang Maha tunggal), as-samad (maha tempat bergantung segala sesuatu), al-qoyyum (yang maha berdiri sendiri), al-khaliq (yang maha encipta, al-musyawwir (yang maha membentuk), ar-rahman (yang maha pengasih), ar-rahim (yang maha penyayang), Dll


II. IMAN KEPADA MALAIKAT
Iman kepada malaikat adalah percaya bahwa Allah mempunyai mahluk yang bernama malaikat, yang selalu taat mengerjakaan tugas dari Allah, dan tidak bermaksiat kepadaNya

Ciri –ciri malaikat adalah:
diciptakan dari nur (cahaya)
termasuk mahluk yang ghaib dan tidak dapat dilihat oleh indera kecuali menampakkan diri dengan seizin Allah
dapat menjelma ke alam materi berbentuk manusia
mengerjakan perintah allah dan tidak bermaksiat kepadanya

Nama-nama malaikat :
jibril = penyampai wahyu              
mikail = penyampai rizki                  
munkar = penanya di alam kubur
nakir = penanya di alam kubur
izrail = pencabut nyawa
israfil = peniup terompet
roqib = penulis amal baik
atid = penulis amal buruk
malik = penjaga neraka
ridwan = penjaga surga

JIN
Syaikh al-Islam ibnu taimiyah berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia."
Jin ( جن ) berarti "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Bahwa dahulu Bangsa Jin dapat menduduki beberapa tempat dilangit dan mendengarkan berita-berita dari Allah, namun setelah diutusnya nabi Muhammad maka mereka tidak lagi bisa mendengarkannya karena ada barisan yang menjaga rahasia itu. Allah  berfirman
...dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya) (Al-Jin 9:72)

tidak seorangpun mampu melihat jin, kecuali bila mereka mengubah diri (menjelma) dalam berbagai bentuk. Hanya nabi dan rasul saja yang sanggup melihat wujud aslinya

jin terbuat dari api (nar)
"...dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (Al-Hijr 15:27)
"...dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (Ar-Rahman 55:15)
Ad-Dahhak berkata bahwa yang dimaksud firman “dari nyala api” adalah nyala api yang murni
dalam Tafsir Ibnu Katsir meriwayatkan dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah bersabda:"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kalian."

jin seperti manusia
diciptakan untuk beribadah,
ada yang kafir ada yang beriman
jin bisa menjadi tentara manusia semisal jin ifrit adalah pembesar di kerajaan sulaiman

Faedah beriman kepada malaikat
timbul rasa diawasi, sehingga
mudah  menjauhi maksiat
timbul rasa waspada terhadap gangguan setan
keimanan kepada malaikat akan memperkuat keimanan kepada Allah
malaikat sebagai suri tauladan yang tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah


IMAN KEPADA KITAB/WAHYU
Wahyu adalah pemberitahuan dari Allah untuk nabi mengenai prinsip-prinsip agama, wahyu hanya dikhususkan kepada nabi dan rasul sedangkan ilham diberikan oleh Allah kepada seluruh umat manusia

Ilham adalah keyakinan dalam hati yang mendorong manusia untuk mengikutinya tanpa tahu darimana asalnya

kitab Allah yang wajib diyakini ada empat =
kitab taurot                                        – diberikan kepada nabi musa
kitab zabur /mazmur      – diberikan kepada nabi daud
kitab injil                                              – diberikan kepada isa
kitab alquran                      – diberikan kepada nabi muhammad


kitab taurot, diberikan kepada nabi musa a.s.
Isi Utama Kitab Taurot adalah 10 hukum (comandemen) yang diterima musa di gunung tursina yaitu :
Jangan ada Tuhan di hati kecuali Allah (perintah mengesakan Allah)
Jngan membuat apapun di langit dan di bumi untuk disembah krn aku (Allah) Tuhanmu
jangan menyebut nama Tuhan dgn sia-sia (bersumpah untuk bermain-main)
muliakanlah hari sabtu (dilarang bekerja dan mempekerjakan binatang)
hormatilah ayah dan ibumu (berbaktilah pada ayah ibumu)
jangan membunuh manusia
jangan berzina
jangan mencuri
jangan menjadi saksi palsu
jangan berkeinginan memiliki hak orang lain

Kitab zabur /mazmur
kitab zabur diturunkan kepada nabi daud
kitab zabur zabur berarti “kidung atau pujian-pujian” kepada Tuhan atas nikmat yang selama ini diberikan
kitab zabur terdiri dari 150 pasal
kitab zabur termasuk bagian dari perjanjian lama
kitab zabur berisi segala nikmat yang terlimpah ada dan tertulis dalam kitab zabur ini

Kitab Injiil
Kitab injil di turunkan kepada nabi isa
Nabi isa mempunyai 12 murid utama (hawariyyun) dan 70 murid pengikut, ke-dua belas murid utama isa a.s tersebut adalah :
Simon petrus
Andreas
Jakob bin zanbi
Yahya bin zabdi
Philip
Bartolomeus
Matius
Thomas
Yakob bin alpius
Simon kanani
Yudas bin yakob
Yudas iskariot

Kitab injil mengajarkan
agar menghindari kerakusan terhadap dunia, baik rakus terhadap harta maupun kekuasaan
agar menghindari dendam mengasihi sesama
agar percaya pada hari akherat sebagai kehidupan yang sebenarnya
injil yang diakui nashnya oleh mayoritas nasrani ada empat yaitu :
matius,
markus,
lukas,
yahya/johanes

Injil Matius (synoptic gospels)
Injil Matius disebut synoptic gospels, gospels berarti injil, sedangkan synoptic berarti persamaan, maksudnya adalah injil yang mempunyai persamaan isi dengan injil yang lain, yaitu yang mengajarkan bahwa isa bukan Tuhan tetapi adalah seorang rasul
Injil Matius pertama-kali ditulis dalam bahasa yahudi  atau suryani (bahasa suria)  diperkiran sekitar tahun 50 masehi oleh santo Matius seorang yahudi pemungut pajak, Matius adalah salah satu dari hawariyun yaitu murid isa a.s yang 12,  Matius meninggal tahun 70 m di habsyi ethiopia
Injil Matius pertama kali di temukan dalam bahasa yunani dan tidak diketahui kapan di terjemahkan

Injil Markus (synoptic gospels)
Injil Markus termasuk synoptic gospels yaitu injil yang sama-sama mengajarkan bahwa isa bukan Tuhan tetapi adalah seorang rasul
Injil Markus ditulis sekitar tahun 60 masehi oleh Markus bin maryam, yaitu salah satu dari murid isa yang 70, markus meninggal tahun 62 masehi di mesir
Semasa hidupnya markus bersama barnabas (sepupu markus) menyebarkan ajaran isa ke mesir, afrika utara dan roma
injil m arkus berisi cerita tentang kehidupan isa, terangkatnya isa di sisi Allah, dan mengajarkan bahwa isa bukan Tuhan tetapi adalah seorang rasul

Injil Lukas (synoptic gospels)
Injil lukas termasuk injil synoptic gospels yaitu yaitu injil yang sama-sama mengajarkan bahwa isa bukan Tuhan tetapi adalah seorang rasul
Injil lukas ditulis sekitar tahun 58-60 dalam bahasa yunani oleh lukas seorang pelukis, lukas tidak pernah bertemu isa, lukas juga bukanlah murid isa a.s baik murid yang 12 atau murid yang 70

Injil yahya (bukan synoptic gospels)
Injil yahya (johanes) disebut injil ruhani/injil sulung karena mengajarkan tentang ketuhanan isa,
Injil yahya ditulis sekitar tahun 100 masehi oleh seorang pendeta yang bernama yahya  (johanes), pendeta yahya  (johanes) bukanlah murid isa juga tidak pernah bertemu dengan isa. Atas desakan pendeta-pendeta yang menginginkan ketuhanan isa maka johanes akhirnya menulis injil yang mengatakan bahwa isa adalah Tuhan
prof stedlein mengatakan “sesungguhnya seluruh injil yahya (johanes) adalah karangan dari sarjana iskandariyah yang disahkan oleh kongres nicea tahun 325 m

injil barnabas (apocrypa/tidak sah)
kaum nasrani mengatakan bahwa Injil barnabas adalah apocrypa gospel, yaitu injil yang tidak sah karena mengajarkan bahwa isa bukanlah Tuhan tetapi adalah rosul, dan yang disalib bukanlah isa melainkan yudas iskariot

injil ini dikutuk dan dibakar oleh gereja melalui dekrit :
dekrit gereja barat tahun 382 m
dekrit paus innocent  I  tahun 465 m
dekrit gelaius tahun  496 m

walaupun gereja memerintahkan untuk membakarnya namun Injil bernabas diketemukan ulang tahun 1709 dalam bahasa italy oleh penasehat raja prusia bernama Cremer Toland  di perpustakaan seorang bangsawa di Amsterdam belanda

tahun 1738 Injil bernabas di simpan di perpustakaan negara di wina dan  diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia termasuk bahasa arab pada tahun 1908.

kandungan utama injil barnabas adalah :
menerangkan bahwa jesus tidak disalib, yang disalib adalah yudas iskariot
yesus bukan anak Allah/Allah tapi utusan
mesiah yang di nanti-nanti adalah ahmad nabi terahir
putra nabi ibrahim yang akan disembelih adalah ismail bukan ishak   


Alquran
Al quran adalah "Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah, diawali dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat an-nas". Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. berisi ajaran tauhid, syariah, serta mengandung berita bangsa-bangsa terdahulu yang dapat dijadikan perbandingan untuk bangsa-bangsa sekarang mengenai keimanan mereka pada Allah.

Isi Al Quran
Alquran memuat berita-berita yang bisa dipastikan kebenarannya.
Al quran menghilangkan berita-berita batil yang tercampur dengan khurafat.
Al quran memuat berita-berita untuk dijadikan teladan.
Al quran mencela alim ulama dari berbagai agama atas perbuatan mereka yang mencampur-adukkan hukum-hukum agama, dan merubah kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka sekehendak hati mereka.

Nama-nama lain Al-Quran
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
Al-Kitab (Buku)
Al-Furqan (Pembeda benar salah)
Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)
Al-Mau'idhah (Pelajaran/nasihat)
Al-Hukm (Peraturan/hukum)
Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
Asy-Syifa' (Obat/penyembuh)
Al-Huda (Petunjuk)
At-Tanzil (Yang diturunkan)
Ar-Rahmat (Karunia)
Ar-Ruh (Ruh)
Al-Bayan (Penerang)
Al-Kalam (Ucapan/firman)
 Al-Busyra (Kabar gembira)
An-Nur (Cahaya)
Al-Basha'ir (Pedoman)
Al-Balagh (Penyampaian/kabar)
Al-Qaul (Perkataan/ucapan)

Struktur Al-Quran
Surat, ayat dan ruku'
Al-Qur'an terdiri atas 114 surah dan 6666 ayat. surat terpanjang adalah surah Al-Baqarah 286 ayat  dan surat terpendek adalah surat Al-Kautsar 3 ayat

Makkiyah dan Madaniyah
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, Surat Al-Quran dibagi menjadi dua yaitu surat makiyyah dan surat madinah. Surat makiyah adalah surat yang diturunkan kepada Rasul sebelum hijrah ke madinah. Sedangkan surat madaniyah adalah Surat yang diturunkan kepada rasul setelah hijrah ke madinah.
Surat yang turun di Makkah pada umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedankan yang turun di Madinah pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya (syari'ah). Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah.
Juz dan manzil
Al-Qur'an terbagi menjadi 30 Juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
Menurut ukuran surat
Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada di dalam Al-Qur'an terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
As Sab'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-BaqarahAli ImranAn-Nisaa'Al-A'raafAl-An'aamAl Maa-idah dan Yunus
Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti HudYusufMu'min dan sebagainya
Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-AnfaalAl-Hijr dan sebagainya
Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-DhuhaAl-IkhlasAl-FalaqAn-Nas dan sebagainya

Sejarah Alquran
Penurunan Al-Qur'an
Allah berfirman “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [al-Qur’an] pada malam Lailatul Qadar.” (al-Qadar: 1)
Dan diriwayatkan dalam sebuah hadist disebutkan bahwa :
Ibnu ‘Abbas berkata: “Al-Qur’an itu dipisahkan dari adz-Dzikr, lalu diletakkan di Baitul ‘Izzah di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi saw.
Ibnu ‘Abbas ra. berkata: “Allah menurunkan al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya secara berangsur-angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya saw. sebagian demi sebagian.”
Ibnu ‘Abbas berkata: “Al-Qur’an diturunkan pada malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadlan ke langit dunia sekaligus, lalu ia diturunkan secara berangsur-angsur.”
Dari ayat Al-Quran dan hadis di atas para ulama sepakat bahwa  :
Allah meletakkan firman-Nya (Al-Quran) secara utuh di lauh mahfudz. Dari lauh mahfudz diturunkan secara utuh oleh jibril ke Baitul ‘Izzah di langit dunia pada malam Lailatul Qadar yaitu pada tanggal 17 ramadhan.
Diturunkan dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Hari pertama wahyu Al-quran disampaikan kepada nabi adalah tanggal 21 ramadhan yaitu surat Iqra’ 1-5.
Tepatnya ayat-ayat al-Qur'an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para ulama membagi masa turunnya ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah. Ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan disebut Asbabun Nuzul (Sebab-sebab Turunnya (suatu ayat).

Penulisan Al-Qur'an dan perkembangannya
Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) ayat-ayat al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad. Kemudian disatukan dalam sebuah mushaf (lembaran-lembaran) dibundel menjadi satu seperti yang ada saat ini.

Masa Nabi Muhammad
Pada masa ketika Nabi Muhammad masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin TsabitAli bin Abi TalibMuawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.

Masa Khulafaur Rasyidin
Pemerintahan Abu Bakar
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafshah yang juga istri Nabi Muhammad.

Pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek(lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam pada masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.

Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih:
Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' ustman menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."

keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa Quraisy. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).

Mukjizat  Al-Quran
Telah terbukti bahwa al-Quran adalah mukjizat, yaitu dengan berita-berita yang malampaui akal pikiran manusia waktu itu, yaitu sebagai berikut :
Al quran datang pada zaman dimana sastra arab mencapai puncaknya, orang yang unggul waktu itu adalah orang yang mampu mengeluarkan buah pikirannya dan mampu mempengaruhi orang lain, yaitu keunggulan dalam memilih kata-kata yang mampu menyentuh akal rasio dan hati mereka. Dari sini Al Quran diturunkan dengan sastra pilihan yang sangat tinggi dan tidak tertandingi waktu itu hingga sekarang.
Berita bahwa dalam beberapa tahun kedepan bangsa rum (romawi) akan mengalami kemenangan setelah mereka mengalami kalahan dari bangsa persia. Bahwa berita dari al-quran ini langsung terbukti kurang dari dua tahun sejak ayat tersebut turun. Bahwa bangsa rum (bangsa romawi yang waktu itu yang mengikuti ajaran nabi isa) langsung mengalami kemenangan atas bangsa persia (yang menyembah berhala). Ini adalah bukti bahwa berita yang dibawa oleh Al Quran adalah benar.
Berita bahwa angin adalah salah satu yang mengawinkan tumbuh-tumbuhan, adalah kebenaran dari Al Quran yang baru diketahui pada abad ke 19 M, bahwa angin mempunyai peran mengawinkan tumbuh-tumbuhan yaitu dengan cara menerbangkan serbuk sari menyentuh putik sari sehingga terjadilah pembuahan. Inilah kebenaran dari Al quran yang diberitakan pada abad ke 6 M dan orang-orang baru menyadari kebenaran ini ketika abad 19 M.
Berita dari Al Quran bahwa matahari tidaklah diam melainkan berjalan di garis edarnya, adalah kebenaran nyata yang baru disadari oleh manusia pada abad ke 20 M, padahal al Quran telah mengatakannya pada abad ke 6 M. Mereka baru sadar bahwa matahari tidaklah diam melainkan berjalan berputar dan mengelilingi pusat alam semesta yaitu black hole. Di alam semesta ini terdapat ribuan galaksi dan kesemuanya mengelilingi pusat alam semesta yairu black hole. Kita adalah manusia yang hidup di salah satu galaksi, yaitu galaksi bima sakti yang terdiri dari satu bintang yang bernama matahari dan sepuluh planet (salah satunya adalah planet Bumi). Jadi ringkasnya adalah bulan berjalan mengelilingi planet bumi, planet bumi berjalan mengelilingi matahari, matahari berjalan mengelilingi pusat alam semesta yaitu black hole.
Berita dari Al Quran bahwa gunung-gunung juga berjalan. Adalah kebenaran yang baru disadari oleh manusia pada abad ke 20 M padahal Al Quran telah mengatakannya sejak abad ke 6 M. Pada abad ke 20 M manusia baru sadar bahwa gunung-gunung juga berjalan hal ini terjadi karena lempengan-lempengan tengah bumi selalu bergerak untuk saling mempas-kan posisi antara satu dengan yang lain. ketika lempengan bumi itu bergerak maka lapisan atasnya juga bergerak termasuk gunung-gunung yang berada di permukaan bumi, ketika lempengan bumi bergerak dengan cepat dan tiba-tiba maka akan terjadilah gempa. Dan setiap dua abad peta bumi selalu berbeda dengan peta bumi pada abad sebelumnya, hal ini terjadi karena pergeseran lempengan bumi yang berakibat pada bergesernya daratan di permukaan bumi yang berakibat pula pada berubahnya peta bumi.
Kesemuanya ini adalah berita-berita sekaligus mukjizat yang tidak mungkin datang dari manusia melainkan datang dari Allah. Hal ini membuktikan bahwa al quran bukan karangan manusia melainkan wahyu dari sang pencipta alam semesta yang menciptakan bumi dan langit
IV. IMAN KEPADA NABI DAN ROSUL

Iman kepada rosul yaitu mengimani bahwa Allah mengutus rosul/nabi yang diberi wahyu dan dikokohkan dengan mukjizat, serta mengimani empat sifat wajib dan empat sifat mustahil

rosul adalah seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh allah berupa syara’ (peraturan agama) dan ia wajib menyiarkan syara’ itu kepada umatnya

Nabi adalah seorang laki-laki yang diberikan wahyu oleh Allah dan tidak wajib untuk menyiarkannya kepada umatnya

Empat sifat wajib bagi rasul
Siddiq (jujur) dan sifat mustahil bagi rasul adalah kadzib  (dusta)
Amanah (mengemban amanat) dan sifat mustahil bagi rasul adalah khianat
Tabligh (menyampaikan) dan sifat mustahil bagi rasul adalah kitmaan (menyembunyikan)
Fathanah (cerdas/sadar) dan sifat mustahil bagi rasul adalah ghaflah (lengah/lupa)

Empat sifat wajib
siddiq dan sifat mustahil bagi rasul bersifat kadzib  (dusta)
siddiq (jujur) yaitu ucapan mereka selalu benar dan mustahil bersifat kadzib yaitu berdusta ketika menyampaikan apapun dari Allah
hadis qudsi :              صدق عبدي في كل ما يبلغ عني
(benarlah hambaku dalam segala apa yang disampaikannya itu dariku)
Amanah dan mustahil bagi rasul bersifat khianat
amanah adalah mendapat perlindungan dari segala perbuatan bersifat khianat dan maksiat baik lahir seperti minum khamr, zina ataupun yang batin seperti dengki dan hasad
Tabligh dan mustahil bagi rasul bersifat kitmaan (menyembunyikan)
Tabligh yaitu para rosul wajib mensyiarkan segala wahyu yang datang dari Allah dan mustahil menyembunyikan wahyu tersebut
Fathanah dan mustahil bagi rasul bersifat ghaflah (lengah/lupa)
fathanah yaitu sadar cerdas dan bijaksana dan mustahil ghaflah (lengah) atau gabawwah bodoh/tolol

Kerasulan Muhammad Saw.
Rasul Muhammad Saw lahir pada tanggal 12 rabiul awwal pada tahun gajah, bertepatan dengan tanggal 20 april 571 M, ia lahir sebagai yatim karena ayahnya telah wafat. Ayahnya tidak meninggalkan apa-apa hanya 5 ekor unta dan seorang budak perempuan, ada riwayat yang mengatakan jauh lebih sedikit dari itu. Setelah ibunya meninggal ketika ia berusia 6 tahun, ia kemudian diasuh oleh kakeknya, hingga pada akhirnya diasuh oleh pamannya yang bernama abdul muthalib karena abu thalib kakeknya meninggal. Muhammad Saw tumbuh dan berkembang di keluarga dan di lingkungan jahiliyah penyembah berhala. Walaupun begitu dengan perangainya yang beradab dan jujur, sehingga sangat dikenal oleh masyarakat mekkah waktu itu dan menjuluki muhammad sebagai al amiin (orang yang jujur terpecaya) karena kejujurannya.

Muhammad besar sebagai manusia yang sempurna walaupun tinggal di lingkungan jahiliyah, pada umur 13 tahun sewaktu menemani pamannya untuk berdagang ke syam ia bertemu dengan pendeta yang bernama bahira’, yang mengatakan bahwa kelak Muhammad akan membawa risalah Tuhan untuk itu abdul muthalib sang paman diminta untuk menjaga Muhammad baik-baik.

Menikah dengan khadijah
Pada suatu hari, saat pagi buta, khadijah dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal. Ia berkata, “Tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat kemana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku". Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahwa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat". Tak lama kemudian Khadijah ditakdirkan menjadi isteri Nabi Muhammad.

Mendapat wahyu pertama
pada umur 40 tahun muhammad mendapat wahyu pertama di gua hira yaitu surat Iqra’ ayat 1-5, setibanya di rumah dalam keadaan berkeringat dan jantung yang berdetak kencang muhammad meminta selimut kepada istrinya. Melihat hal tersebut khadijah membawa beliau ke saudara sepupunya yang bernama waraqah bin naufal seorang nasrani ahli kitab yang sudah tua. Waraqah membenarkan bahwa muhammad Saw adalah seorang rasul yang sedang diutus oleh Allah. Hal ini seperti yang diriwayatkan oleh aisyah dalam hadist shahih, Aisyah berkata, “...Nabi kembali kepada Khadijah disaat jantungnya berdetak dengan cepat. Lalu Khadijah membawanya kepada Waraqah bin Naufal, seorang nasrani dan seorang pembaca Injil dalam bahasa Arab. Waraqa bertanya (kepada nabi), ”Apa yang kamu lihat?” Di saat nabi menceritakannya, Waraqah menjawab, “Itu adalah malaikat yang sama (jibril) yang diutus oleh Allah kepada Musa”. Muhammad berkata “apakah mereka (masyarakat) akan mengusirku” waraqah menjawab “Seorang pembawa wahyu Tuhan akan mengalami banyak cobaan dan rintangan. Andai aku masih hidup hingga engkau menerima wahyu, pastilah aku akan mendukungmu sekuat tenaga.” (HR. Bukhari) tidak lama kemudian waraqah yang sudah tua akhirnya meninggal

Mukjizat Para Nabi
A. Mukjizat Nabi Musa
Keluarnya cahaya putih di tangan nabi musa di depan firaun setelah nabi musa memasukkan tanganya ke dadanya
Berubahnya tongkat nabi musa menjadi seekor ular besar yang memakan ular-ular kecil yang dibuat para penyihir firaun
Terbelahnya air laut merah ketika ia memukul tongkatnya sehingga seluruh bani israel dapat menyebrang dan selamat dari kejaran firaun
Batu yang dipukul nabi musa mengeluarkan air untuk bani israel yang sedang kehausan ditengah gurun sina

B. Mukjizat Nabi Sholeh
keluarnya seekor unta dari sebuah batu besar setelah beliau didesak oleh umatnya untuk membuktikan kerosulannya, sehingga umatnya pun beriman kepada nabi musa

C. Mukjizat Nabi Ibrahim
Tubuh nabi ibrahim tidak terbakar api, walaupun dibakar di atas tumpukan kayu yang tinggi yang sedang menyala-nyala membakar nabi ibrahim, mukjizat ini untuk membuktikan kerosulan nabi ibrahim

D. Mukjizat Nabi Isa
turun hidangan dari langit untuk disantap para hawariyyun (murid nabi isa yang berjumlah 12 orang)
dapat menyembuhkan orang buta, orang yang sakit keras, dapat menghidupkan orang meninggal, mukjizat ini diturunkan kepada nabi isa untuk menandingi ilmu pengobatan yang berkembang pesat dikalangan bani israel saat itu

E. Mukjizat Nabi Muhammad
Al-quran, turunnya Alquran untuk membuktikan bahwa tata bahasa alquran dapat mengalahkan tata bahasa syair-syair arab yang sangat maju waktu itu, serta mambukatikan bahwa Muhammad Saw. yang tidak bisa membaca dan menulis dikaruniai kekuatan untuk menghafal al-quran
pecahnya bulan menjadi dua bagian, hal ini terjadi atas desakan kaum musyrikin terhadap nabi Muhammad untuk menunjukkan kenabianya
keluar air dari jari-jari  nabi muhammad sehingga dapat diminum orang banyak ketika sedang kehausan dalam sebuah peperangan
Nasi yang tinggal sedikit dalam sebuah tempat nasi tidak habis di keduk oleh para sabahat yang hendak memakannya, hal ini terjadi ketika sedang terjadi peperangan
adanya kabar yang tertulis dalam Al-quran bahwa bangsa romawi akan mendapat kemenangan setelah mereka kalah perang dari bangsa persia غُلبة الرو في ادني الأرض وهم بعد غلبهم سيغلبون في بعض السنين

Fungsi para rasul
Diutusnya para rasul kepada manusia adalah suatu kebutuhan utama bagi umat, manusia membutuhkan kehadiran rasul untuk menjelasakan pesan-pesan dari sang pencipta alam. Selain itu kebutuhan manusia untuk mensucikan rohani mereka dari kotoran hawa nafsu yang menyesatkan untuk mencapai kebahagian dunia akherat. Maka kedatangan para rasul adalah sebagai berkah dan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia.

Kedatangan para rasul adalah untuk memberikan garis-garis besar secara umum agar manusia berbuat adil dalam kehidupannya, mengajak manusia untuk menyembah pada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang maha tunggal, maha berkuasa, dan maha bijaksana. Rasul memberikan kabar yang belum pernah diketahui oleh manusia yaitu adanya hari pembalasan, surga, dan neraka. Rasul membawa syariat mengenai cara-cara beribadah kepada Allah yang disyariatkan kepada setiap umatnya. Rasul mengajarkan dalam mencapai tujuan-tujuan duniawi manusia agar tidak menggunakan cara-cara jahat kepada orang lain

Rasul mensyariatkan kepada manusia supaya membentuk diri mereka sendiri dengan sifat-sifat utama seperti jujur, amanah, menyempurnakan janji, bersifat santun pada yang lemah


V. IMAN KEPADA HARI AKHIR
Iman pada hari akhir adalah mengimani hari kiamat (kehancuran alam semesta beserta isinya) dan hari di mana manusia di hidupkan kembali untuk hidup kekal, ada yang masuk surga dan ada pula yang masuk neraka sesuai dengan timbangan amal kebaikannya.

Maka kita juga mengimani hari kebangkitan kelak di kala Allah menghidupkan manusia kembali di waktu malaikat israfil meniupkan terompet. Ketika terompet pertama di tiup maka matilah seluruh mahluk yang ada dilangit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian israfil meniup terompet yang kedua kalinya maka bangkitlah seluruh manusia dari kematiannya untuk menghadap Allah untuk menerima hisab atas perbuatannya.

Allah berfirman sebagaimana kami memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang  pasti kami tepati, sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakan (al anbiya:106)

Dan di akherat kelak kita akan diperlihatkan kitab catatan seluruh apa yang kita kerjakan sewaktu di dunia.

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, 7. maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,8. dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira, 9. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang,10. maka dia akan berteriak: "Celakalah aku.",11. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka),12. (al insyiqaq : 7-12)

Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka,13. . "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu."14 (Al Isra:13-14)

Dan kita meyakini bahwa Allah menghisab dan timbangan amal perbuatan manusia dengan seadil-adilnya.

Allah berfirman “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya(7), Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula(8) (Al Zalzalah, 7-8)
Dan kita mempercayai adanya “syafaat udzma” (pertolongan besar) dari rasulullah Muhammad Saw. di akherat ketika manusia berada pada kesusahan yang sangat karena akan mendapat azab atas apa yang telah mereka perbuat sewaktu di dunia. Pada waktu itu manusia mendatangi nabi adam untuk meminta pertolongan agar mendapat keringan azab dari dari Allah tapi nabi adam a.s tidak mampu memberikan syafaat, begitu pela manusia berbondong-bondong mendatangi nabi nuh, ibrahim, musa, dan isa a.s tetapi semuanya tidak mampu memberi syafaat Udzma kecuali nabi Muhammad Saw. Hanya nabi Muhammad yang di berikan kelebihan oleh Allah bisa memberikan syafaat kepada orang yang kesulitan untuk masuk surga.
Kita juga mempercayai bahwa di akherat ada “haudh”  (telaga rasulullah) yang airnya lebih putih darisusu dan rasanya lebih manis dari madu, dan jauh lebih harum dari wewangian yang ada didunia iini, panjang dan leberna sebulan perjalanan dan bejana tempat minumnya seindah dan sebanyak bintang dilangit. Orang mukmin yang minum dari haudh (telaga rasulullah) itu maka tidak akan merasa haus lagi setelah itu.
Kita juga mempercayai jembatan shirat, yang tipisnya lebih tipis dari rambut yang dibelah tujuh, shirat adalah jembatan menuju surga, dan setiap manusia akan melewatinya, berhasil tidaknya manusia tersebut melewati sirat tergantung amal perbuatanya di dunia, ada yang lewat secepat kilat, ada yang lewat sambil terbang, ada yang lewat sambil berlari, ada yang sambil berjalan, ada yang sambil merangkak, ada yang sampai ditengah perjalanan langsung jatuh ke neraka, ada yang baru mulai langsung jatuh ke neraka, dll. Kesemua itu tergantung amal perbuatan.
Kita juga meyakini akan surga dan neraka. Surga adalah tempat penuh keberkahan dan kenikmatan yang kekal abadi yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman. Keindahan dan kenikmatan yang ada di surga tidaklah bisa digambarkan. Sedangkan neraka adalah tempat penuh kesengsaraan dan penuh siksaan yang diperuntukkan bagi orang yang selalu bermaksiat dan kafir terhadap Allah.
Kita juga mengakui bahwa ada orang-orang yang dijamin masuk surga, yaitu orang yang disebut dalam al quran atau hadis seperti abu bakar, umar, usman, ali, ashabul kahfi,  dll
Kita juga mempercayai azab kubur dan pertanyaan bagi si mayit tentang siapa Tuhan dan Nabi mereka, apa kitab mereka. Maka orang-orang yang beriman mengatakan “Tuhanku adalah Allah, Nabiku adalah Muhammad, kitabku adalah Al Quran”, sedangkan orang-orang kafir dan munafik akan mengatakan “saya tidak tahu, saya tidak pernah mendengar manusia berkata itu”
Dan kita mempercayai azab kubur bagi orang-orang zalim dan kafir 

Buah iman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhir akan membuahkan suatu tujuan yang tinggi yaitu kebajikann dan meninggalkan kemunkaran
Akan menghiasi diri dengan dengan sifat-sifat yang utama dan menghidari sifat-sifat yang tercela


VI. BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR ALLAH

Qada' ( قَضَاء) berarti kehendak Allah dan Qadar (قدر) berarti keputusan Allah. Percaya kepada qada dan qadar adalah bagian dari Rukun Iman keenam. yaitu mempercayai bahawa segala yang terjadi adalah karena ada ketentuan Allah semata-mata. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, ‘Qadha’ adalah ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah bagian-bagian dan perincian-perincian dari ketentuan tersebut"

Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan bahwa qadha adalah ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali. Sedangkan takdir merupakan segala sesuatu yang sudah terjadi.

Beriman kepada takdir adalah salah satu rukun dari rukun-rukun iman sebagaimana sabda rasul “hendaklah engkau beriman pada takdir yang baik dan takdir yang buruk”. Maksudnya apa yang terjadi pada manusia dan alam semesta ini pada akhirnya adalah atas izin dan kuasa Allah, ada hikmah dibalik izin dan keputusan Allah tersebut.


Qadar (kehendak) Allah itu ada empat peringkat:
Ilmu (pengetahuan):
Kita mempercayai bahwa Allah mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang akan terjadi. Bahwa ilmu Allah adalah ilmu azali, artinya pengetahuan Allah tentang sesuatu tidaklah didahului oleh ketidak-tahuan. Dia tidak pula bersifat lupa)
Kitabah (Tertulis)
Kita mengetahui bahwa Allah menulis segala sesuatu kejadian hingga hari kiamat di lauh mahfudz.
Masyiah (kehendak)
Kita mempercayai bahwa Allah telah menentukan segala sesuatu baik dilangit maupun di bumi sesuai dengan masyiah-Nya (kehendak-Nya). Segala sesuatu terjadi atas kehendaknya, apabila Allah menghendaki maka akan terjadi, apabila Allah tidak menghendaki maka tidak akan terjadi.
Kejadian
Kita mempercayai bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah Allah yang menjadikan.

Dari peringkat di atas maka kita mengetahui bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia baik perkataan ataupun perbuatannya, semua di ketahui lebih dulu oleh Allah.

Ada dua dimensi untuk memahami takdir yaitu dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan.
a) Dimensi ketuhanan
Dimensi ketuhanan adalah sebuah penjelasan dari ayat-ayat dalam Al Quran yang memberitahukan bahwa Allah maha mengetahui dan maha kuasa dalam segala ciptaannya, termasuk Takdir. Allah berfirman :
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (Al Hadid / QS. 57:3). Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan datang).
Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya) (Al-Furqaan / QS. 25:2)
Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab (lauh mahfudz), sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah (Al-Hajj / QS. 22:70)
Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya (Al Maa'idah / QS. 5:17)
Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya (Al-An'am / QS 6:149)
Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat (As-Safat / 37:96)
Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan (Luqman / QS. 31:22). Allah yang menentukan segala akibat.

Dimensi kemanusiaan
Dimensi kemanusiaan adalah sebuah penjelasan dari ayat-ayat Al Quran bahwa Allah memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Ar Ra'd:11)
(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Al Mulk / QS. 67:2)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabi zaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak juga mereka akan bersedih (Al-Baqarah / QS. 2:62). Iman kepada Allah dan hari kemudian dalam arti juga beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.
... barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir... (Al Kahfi / QS. 18:29)

Implikasi Iman kepada Takdir
Terkait dengan fenomena takdir, Allah menulis segala sesuatu mengenai alam ini di dalam lauh mahfudz. Lauh mahfudz adalah pengetahuan Allah mengenai segala kadar dan kejadian yang ada di semesta dunia ini mulai dari awal penciptaan dunia hingga hari akhir. Tidak ada satu mahlukpun yang mengetahui apa yang tertulis dalam lauh mahfudz. maka tidak ada satu orangpun yang tahu apa yang akan terjadi kelak, manusia hanya bisa mengira-ngira apa yang akan terjadi, tetapi tidak bisa menentukan dengan pasti bahwa hal itu pasti terjadi. Manusia hanya mengetahui apa yang sudah terjadi. oleh karena itu yang telah terjadi kita katakan sebagai takdir, sedangkan yang belum terjadi kita mengatakan pengetahuan Allah karena hanya Allah-lah yang tahu.
Manusia tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi manusia bisa merubah masa depannya dengan merubah dirinya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar Ra'd:11). Allah memberi kita kemampuan untuk memilih dan berusaha, dengan pilihan dan usaha itu kita dianjurkan untuk memilih takdir baik. Manusia diberi impian dan harapan oleh Allah, agar dengan impian itu manusia berharap dan berdoa hanya kepada Allah.
Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam menjalani hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa untuk mengubahnya.

Kesimpulannya, karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.

Sanggahan Terhadap Aliran Jabbariyah Dan Qodariyah
Aliran jabbariyah mengatakan bahwa perbuatan manusia adalah terpaksa, maksudnya bahwa manusia dipaksa untuk berbuat seperti apa yang tertulis di lauh mahfudz. kalau mereka berpendapat seperti itu maka untuk apa Allah menganugerahkan manusia kemampuan untuk memilih. Untuk apa Allah menurunkan ayat : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar Ra'd:11). “supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Al Mulk / QS. 67:2). Dan masih banyak ayat semisal. Ini artinya bahwa manusia mempunyai kemampuan memilih dan mengizinkan dirinya untuk berbuat baik sekaligus bisa mengizinkan dirinya untuk berbuat jahat. Maka manusialah yang pertama mengizinkan dirinya berbuat baik atau berbuat jahat dan Allah-lah yang kemudian mengizinkan hal itu terjadi nyata.  

Aliran qadariyah mengatakan bahwa manusia itu tidak ditakdirkan, bahwa segala sesuatunya adalah murni pilihan manusia. Kalau mereka berkata seperti itu, lalu apa arti firman Allah bahwa segala sesuatunya ada di lauh mahfudz. Di dalam Al-Quran Allah berfirman :” Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab (lauh mahfudz)” (Al-Hajj:70). Ini berarti bahwa segala sesuatu yang ada dilangit dan di bumi, mulai kadar ukuran sesuatu, tempat, kejadian, hingga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi semua ada di lauh mahfudz. Dan hanya Allah-lah yang mengetahui secara tafisli (terperinci) apa yang tertulis di lauh mahfudz. karena manusia tidak ada yang mengetahui apa yang tertulis di lauh mahfudz, maka manusia disuruh untuk berusaha, berharap, dan berdoa kemudian Allah-lah yang akan menentukannya kehendaknya. Manusia disuruh meyakini takdir baik, berharap, dan berusaha untuk memilih takdir yang baik, hingga Allah menghendaki takdir yang baik. Begitu pula sebaliknya jika manusia menghendaki keburukan maka jika Allah menghendaki maka hal itu terjadi bila tidak maka tidak akan terjadi.

Segala sesuatu terjadi pada diri manusia karena ia yang pertama mengizinkan
Apapun yang terjadi pada diri manusia adalah karena dirinya-lah yang pertama mengizinkan hal itu terjadi. Seseorang bisa direndahkan dan dihina oleh orang lain karena orang tersebut mengizinkan orang lain merendahkan dan menghina dirinya, yaitu dengan mengizinkan dirinya menempati tempat yang mudah hina dan direndahkan  orang lain maka orang tersebut akan mudah di hina. Sebaliknya seseorang tidak bisa dihina kalau orang tersebut menolak mengizinkan orang lain menghina dirinya, yaitu dengan menempatkan dirinya pada tempat terhormat. Demikian dengan segala keburukan dan kebaikan pada diri manusia karena manusia tersebutlah yang pertama mengizinkan hal tersebut terjadi. Hingga Allah pula mengizinkan hal itu terjadi.

Kejahatan manusia, apakah kehendak Allah, atau kehendak manusia?
Manusia berbuat keburukan karena manusia tersebut mengizinkan dirinya berbuat keburukan. Dengan mengizinkan dirinya berbuat keburukan maka Allah pun mengizinkan orang tersebut berbuat keburukan. Maka terjadilah keburukan tersebut. Sebaliknya kebaikan terjadi karena manusia mengizinkan dirinya berbuat kebaikan, dengan mengizinkan dirinya berbuat kebaikan maka Tuhan-pun mengizinkan dirinya berbuat kebaikan, dan terjadilah kebaikan tersebut. Dari sini kita memahami bahwa tidak layak bagi seseorang berbuat kriminal kejahatan kemudian mengatakan bahwa ia berbuat kriminal kejahatan karena telah tertulis di lauh mahfudz dan Allah mengizinkan hal itu terjadi. Ini adalah pendapat yang keliru seseorang yang berbuat kriminal kejahatan adalah karena pertama-tama orang tersebut mengizinkan dirinya untuk berbuat kriminal kejahatan, sehingga Tuhan-pun mengizinkan hal itu terjadi. Tuhan mengizinkan hal itu terjadi setelah manusia tersebut mengizinkan kejahatan itu terjadi. Jadi tidak ada alasan bagi manusia untuk menyalahkan Tuhan  atas kejahatan dirinya. Juga tidak ada alasan bagi seseorang untuk menyalahkan lauh mahfudz karena yang pertama ia tidak mengetahui apa yang tertulis di lauh mahfudz, yang kedua bahwa segala sesuatu terjadi adalah karena dirinya mengizinkan hal itu terjadi. Sedangkan yang telah terjadi maka itu baru kita katakan takdir.

Di antara buah iman kepada takdir
Barang siapa yang beriman kepada bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dengan takdir, maka ia akan berkeinginan untuk mengetahui takdir-takdir yang baik, dan menghindari takdir-takdir yang buruk. Sehingga ia akan menghindari takdir buruk dengan berusaha meraih takdir baik.
Barang siapa yang beriman kepada takdir Allah maka ia tidak akan bersedih terhadap apa yang luput darinya. Ia tahu bahwa pada akhirnya hal tersebut terjadi atas izin yang maha kuasa, sehingga tidak ada alasan baginya untuk bersedih. Apa yang telah luput darinya tidak membuatnya bersedih tetapi semakin meyakinkan dirinya untuk mendapatkan impiannya dengan berusaha lebih baik lagi, hingga mimpinya menjadi nyata.
Bila ada musibah yang terjadi pada dirinya tidak membuatnya bersedih, karena ia mengetahui bahwa hal itu terjadi atas kehendak Allah, dan Allah mempunyai hikmah dibalik musibah tersebut
Barang siapa yang beriman terhadap takdir Allah maka ia tidak akan sombong dengan apa yang dimilikinya. Ia sadar bahwa ia memiliki segala sesuatu pada akhirnya adalah atas izin Allah. Allah-lah yang mengizinkan dan menghendaki hal itu terjadi sehingga tidak ada alasan bagi dirinya untuk angkuh dan menyombongkan diri. Allah berfirman : “supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,(23) (Al Hadid : 22-23)

Pembatal-pembatal keimanan
Kufur
Adapun macam-macam kufur sebagai berikut :
Kufur takdzib
Yaitu meyakini bahwa rasul itu pendusta pada setiap ajarannya, Allah berfirman : “Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur[1256], dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna(25) Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan-Ku.(26) (Al Fatir : 25-26)

Musyrik
Musyrik adalah menyekutukan Allah, ini adalah perbuatan jahat yang paling dibenci Allah. Allah berfirman “sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan mengampuni seluruh dosa selain syirik bagi siapa yang dikehndaki”.maka keimanan orang yang syirik jelas tidak diterima, karena keimanan dihati haruslah utuh, tidak ada Tuhan di dunia ini kecuali Allah saja yang layak disembah.
Murtad
Murtad (keluar dari agama islam) adalah pembatal iman yang paling jelas. Barang siap yang murtad maka imannya telah hilang, segala perbuatan baik apapun yang ia lakukan akan sia-sia, tidak akan mendapat pahala. Karena syarat amal ibadah dan perbuatan baik seseorang diterima disisi Allah adalah iman kepada Allah dan rasulnya
Nifaq
Nifaq adalah munafik, orang munafik yaitu ia mengatakan bahwa dirinya beriman kepada Allah tetapi hatinya tidak sama sekali. Orang munafik lebih berhaya dari orang-orang kafir, karena ia berlaku seolah-olah beriman di luar padahal hatinya menghianati Allah. Maka iman orang munafik batal, karena Allah hanya melihat kesungguhan iman hati seseorang.


Dampak Rukun Iman Dalam Pengembangan Kompetensi Emosional Guru
Enam Rukun Iman dalam islam mempunyai dampak yang besar bagi kompetensi emosional guru, seorang guru yang beriman maka akan terkendali tingkah-lakunya, emosionalnya, tidak putus asa, dan selalu berbuat yang terbaik. Berikut adalah dampak iman secara khusus kepada guru :

Emosinya akan lebih terkendali,
seorang guru yang beriman akan selalu menjaga dirinya dari emosi yang berlebih, ia akan selalu sadar bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi darinya e
Teguh dalam kebaikan,
Seorang yang beriman akan selalu sadar bahwa Tuhan selalu menganjurkan untuk berbuat yang terbaik dalam keadaan apapun. Rasulullah telah memberi contoh dalam kehidupan beliau ketika selalu diludahi oleh seorang quraish ketika melewati sebuah jalan, rasul tidak pernah marah, justru ketika orang yang selalu meludahi rasul itu sakit, rasulullah-lah yang pertama menjenguk orang tersebut, sedangkan tidak satupun sahabat orang tersebut yang menjenguknya. Dari sini betapa mulia teladan bagi orang yang beriman, bahwa rasul mampu memaafkan sekaligus berbuat baik kepada orang yang selama ini jahat kepadanya.
Sabar menghadapi tantangan hidup
Orang yang beriman akan selalu sabar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, karena ia yakin bahwa Allah akan selalu ada di sisinya, Allah akan selalu membuat jalan untuknya, ia yakin bahwa yang diperlukan adalah keihlasan dan kesabaran menuju cita-cita yang di inginkan
Mampu mencegah dirinya dari perbuatan buruk,
Seorang guru yang beriman akan mampu mencegah dirinya dari perbuatan buruk, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. karena ia sadar bahwa Allah sedang menguji kesabaran dalam menempuh jalan suci, jauh dari emosi, dan pada akhirnya akn memberi balasan dan pahala yang setimpal pada hambanya sesuai dengan kesabarannya
Tidak mudah putus asa
Seorang guru tidak akan mudah putus asa dalam mendidik murid-muridnya meraih prestasi tertinggi, karena guru yakin bahwa Tuhan selalu ada bersamanya, membimbingnya pada jalan suci, untuk mewujudkan prestasi yang diinginkanya,
Mendorong dirinya untuk berbuat baik
Seorang guru yang beriman akan selalu terdorong untuk berbuat baik, sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Allah dan rasulnya, untuk berbuat yang ma’ruf (kebaikan), bahkan mendorong hambanya untuk membalas keburukan dengan kebaikan karena hal itu lebih dekat dengan taqwa.
Mampu menjadi suri tauladan bagi murid
Seorang guru yang beriman akan mampu menjadi suri tauladan bagi murid, sebagaimana rasul telah memberi suri tauladan kepada umat muslim, dalam riwayat menyebutkan bahwa setiap pagi rasul menyuapi seorang yahudi buta yang selalu mengumpat dan memaki-maki rasul, sedangkan yahudi buta itu tidak tahu bahwa orang bisu yang selalu menyuapinya tiap pagi adalah rasul yang ia caci-maki. Hingga suatu saat rasul telah meninggal dunia dan yahudi buta itu berkata pada orang quraish yang sedang menyuapinya “engkau bukanlah orang bisu yang selama ini menyuapi saya, orang bisu yang selalu menyuapi saya mempunyai tangan yang lembut dan perangai yang halus, lalu di manakah orang bisu tersebut?” lalu orang quraish itu menjawab “sesungguhnya orang bisu tersebut adalah muhammad yang engkau caci maki selama ini, sekarang ia telah meninggal” mendengar hal itu yahudi buta tersebut  tersungkur menangis, tahu bahwa yang selama ini orang yang berperangai halus dan selalu menyuapinya tiap pagi adalah muhammad yang selau ia caci-maki, lalu seketika itu juga ia bersyahadat dan masuk islam. Begitulah rasul menjadi tauladan bagi umatnya untuk selalu berbuat baik walaupun pada orang yang menjahatinya sekalipun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar